Merindukan Penjara Suci
Bayangan apa yang terlintas dikepala kalian ketika mendengar
penjara suci? Ya itu hanya istilah bagi kami untuk menyebut nama lain dari
pondok pesantren, sangat mengerikan bukan? karena adanya jadwal yang ketat,
banyaknya aturan, makannya harus dijadwal dan seadanya, gurunya galak-galak,
gak boleh inilah itulah sehingga kami para santri banyak yang menyebutnya
sebagai penjara suci karena segala aktivitas yang kami lakukan hanya dilakukan
didalam pondok pesantren saja dan semua yang dikerjakan ada aturannya. Suci
karena kami berada disana untuk belajar ilmu agama dan belajar tentang makna
kehidupan. Namun segala kenangan itu yang saat ini masih sangat membekas dalam
hati dan membuatku sangat merindukan nyantri di penjara suci itu lagi.
Mungkin saya merasakan itu hanya ketika bulan suci ramadhan tiba,
ya sekedar pondok kilat saja. Namun sangat ada banyak hal yang saya rasakan berbeda
ketika berada dirumah dimana saya bisa nonton tv, makan sepuasnya, tidur di
kasur, bisa pegang HP. Dan semua berubah ketika di pondok. Mungkin harta yang paling
berharga yang kita dibawa kemana mana ya kitab-kitab dan al-qur’an saja
selebihnya gak ada. Bayangkan saja bawa novel saja disita, untung bawa baju gak
disita.haha Entah mengapa para pengurus pondok itu paling suka dengan kebiasaan
menyita dan menghukum para santri, teriak-teriak seperti hanya dia orang yang
paling galak sedunia. Mungkin memang seperti itu tugasnya. Hehe..
Ketika bulan suci ramadhan tiba, saya sangat berharap bisa kembali
lagi kesana. Bagaimana tidak. Kabiasaan yang paling membuat saya rindu adalah
kegiatan antri para santri, dimana semua serba antri mulai dari mandi, makan,
mencuci pakaian, dll. karena memang kita hidup dengan banyak orang, banyak
karakteristik yang bermacam-macam, tetapi dengan kegiatan yang serba antri
itulah yang menjadikan hidup di pesantren itu lebih bermakna dan membuat kami
mempunyai kesabaran yang lebih dibanding mereka yang bukan dari pesantren.
Hal yang paling konyol lagi ketika di pesantren yaitu kita bisa
tidur dengan bermacam-macam gaya. Hal seperti ini sering saya jumpai ketika ngaji
kitab setelah sholat subuh atau pas kuliah subuh berlangsung. Sebenarnya itu
adalah hal terberat di dalam pondok pesantren. Bayangkan saja, kami harus
mendengarkan dan mengartikan kitab dalam keadaan masih ngantuk, sehingga pasti
banyak yang tertidur saat itu, dengan berbagai gaya khas mereka masing-masing.
Aku ingat benar bahkan ustadzah yang biasanya keliling sampai tertawa melihat
tingkah konyol kami. Hal seperi itu kami rasakan ya karena jadwal tidur kami
yang memang sedikit dan beranggapan bahwa besok pagi kita masih bisa
melanjutkan mimpi yang masih tertunda alias tidur lagi.
Selain berbagai pengalaman yang terdapat di kalangan pondok
pesantren yang mendatangkan suka duka yang selalu terkenang, ada juga hal yang
akan menjadikan pro dan kontra dari kalangan masyarakat mengenai budaya nyantri
ini. Tidak semua masyarakat dapat menganggap bahwa tradisi nyantri itu dapat
dikatakan sebagai tradisi yang positif dan mendapat menimbulkan kesan baik di
kalangan masyarakat.
Namun terdapat berbagai hal yang menimbulkan persepsi buruk dari
kalangan masyarakat mengenai tradisi nyantri ini. Masyarakat terkadang menilai
bahwa pesantren ini tidak menjamin pola perilaku mereka akan berubah menjadi
baik.
Namun walau berbagai pro kontra yang timbul dalam masyarakat ini, Rasanya ingin kembali seperti dulu bersama-sama melaksanakan
kewajiban, dan merasakan indahnya berbagi dengan sesama teman, mungkin dibalik
adanya segala aturan yang terkesan sangat kejam membuat banyak orang sadar
bahwa gunanya larangan-larangan itu untuk juga demi menjadikan kami manusia
yang taat beriman dan supaya tidak terbawa arus pergaulan yang tidak baik.
Semoga kami semua tetap berada dalam lindungan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar